Menapak Jejak Pahlawan di Tugu Kupiah Meukeutop

TERLETAK di pesisir barat Aceh, Tugu Kupiah Meukeutop di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, menjadi salah satu destinasi wisata yang memadukan nuansa sejarah, budaya, dan keindahan alam. Monumen ini bukan sekadar simbol, tapi juga saksi bisu perjuangan Teuku Umar—pahlawan nasional yang dikenal gigih melawan penjajahan demi tanah kelahirannya.

Berlokasi di Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Tugu Kupiah Meukeutop berdiri megah dengan bentuk menyerupai kupiah meukeutop, topi tradisional Aceh yang melambangkan keberanian, adat, dan kebijaksanaan. Tak heran jika tugu ini menjadi magnet bagi warga lokal maupun wisatawan, terutama di sore hari dan akhir pekan.

Tugu ini berdiri menghadap langsung ke laut, menjadikannya tempat ideal untuk menikmati panorama senja sambil ditemani semilir angin laut dan deburan ombak. Lokasinya yang strategis di tepi Pantai Batee Puteh memberikan suasana damai dan memikat hati, cocok untuk bersantai maupun berburu foto bernuansa romantis.

Untuk mencapai lokasi, pengunjung dapat menempuh perjalanan melalui Jalan Manekroo atau Jalan Iskandar Muda. Di pintu masuk, wisatawan disambut ukiran Pinto Aceh yang kental dengan estetika budaya lokal.

Di area sekitar tugu juga terdapat bangunan kecil bernama Tugu Prasamiya, tempat yang kerap dimanfaatkan pengunjung untuk beristirahat sambil menikmati makanan ringan dari pedagang lokal atau bekal pribadi.

Menariknya, tidak ada tiket masuk untuk mengunjungi tempat ini. Pengunjung hanya dikenai biaya parkir, menjadikan wisata ini ramah kantong namun tetap kaya nilai edukatif.

Tak hanya menyuguhkan panorama indah, kawasan Tugu Kupiah Meukeutop juga menyimpan nilai sejarah yang dalam. Di sekeliling tugu terdapat sejumlah prasasti yang menceritakan perjalanan hidup Teuku Umar, mulai dari masa kecilnya hingga perjuangan heroik melawan penjajah. Prasasti-prasasti ini diukir dengan narasi yang mengajak pengunjung memahami makna pengorbanan dan semangat patriotisme.

Kupiah Meukeutop sendiri bukan sekadar hiasan. Warna-warna yang membentuknya—merah, kuning, hijau, hitam, dan putih—masing-masing mengandung filosofi penting dalam kehidupan masyarakat Aceh: keberanian, kemuliaan, nilai keislaman, prinsip hidup, dan keikhlasan. Bentuknya pun terbagi empat, melambangkan pilar-pilar masyarakat Aceh: hukum, adat, kanun, dan reusam.

Destinasi ini cocok untuk wisata keluarga. Anak-anak bisa belajar tentang sejarah lokal, memahami siapa Teuku Umar, dan mengenal lebih jauh nilai-nilai yang menjadi fondasi masyarakat Aceh. Bagi remaja, tempat ini menjadi ruang refleksi tentang arti perjuangan dan pentingnya menjaga warisan budaya.

Tak jauh dari tugu, Pantai Batee Puteh menawarkan pengalaman menarik bagi pengunjung yang hobi memancing. Warga lokal kerap datang untuk menjaring ikan di rawa kecil yang berada di tepi pantai, terutama menjelang senja. Suasananya yang tenang dan alami membuat tempat ini semakin digemari.

Setiap tanggal 11 Februari, Pemerintah Aceh Barat rutin menggelar peringatan haul Teuku Umar di area tugu. Acara ini menjadi momen penting bagi masyarakat untuk mengenang jasa sang pahlawan melalui doa bersama, pidato sejarah, dan berbagai kegiatan budaya.

Jika Anda sedang berada di Meulaboh, luangkan waktu sejenak untuk singgah ke Tugu Kupiah Meukeutop. Abadikan momen berharga Anda di salah satu tugu paling bermakna di Tanah Rencong. (ASG)

Kategori :

Aceh Barat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *