BERWISATA ke wilayah barat selatan (Barsela) Aceh belum lengkap rasanya tanpa mencoba aneka kuliner khas. Traveler ke sana bisa mencicipi sajian tradisional yang kaya bumbu sampai kopi legendaris yang disajikan dengan gaya nyeleneh.
Kalau kebetulan kamu lagi ada di wilayah ini, atau justru berencana ke sana, berikut empat kuliner khas yang wajib masuk daftar icip-icipmu!
1. Gulee Limbek
Lele biasanya digoreng atau dibakar, tapi di Nagan Raya, ikan satu ini diolah jadi gulai dengan dua versi rasa: Limbek Masam Keu’eung (asam-pedas) dan Limbek U Neulheu (gurih kelapa gosong). Masyarakat di sana mengenal lele dengan nama limbek.
Limbek Masam Keu’eung menawarkan cita rasa asam dan pedas yang menyegarkan, cocok bagi para penikmat kuliner pedas. Sementara itu, Limbek U Neulheu menyajikan rasa gurih khas dari bumbu kelapa gosong, memberikan sensasi rasa yang lebih kaya dan kompleks.
Bumbu-bumbu seperti bawang merah, cabai, kunyit, dan kelapa gongseng menjadi kunci kelezatan Gulee Limbek. Dengan tambahan santan dan daun kari, hidangan ini memiliki aroma yang memikat.
Yang bikin menarik, tiap warung di sana punya versi racikannya sendiri. Jadi, makin banyak warung yang kamu datangi, makin banyak juga pengalaman rasa yang bisa kamu dapat.
2. Kupi Khop
Kalau biasanya kopi disajikan dalam cangkir atau gelas biasa, di Meulaboh, Aceh Barat kamu akan dikenalkan dengan yang namanya Kupi Khop—kopi yang disajikan dengan gelas dibalik.
Cara minumnya? Pakai sedotan yang diselipkan di bawah gelasnya. Unik, kan?
Tradisi ini sudah ada sejak dulu, awalnya dibuat para nelayan agar kopinya tetap hangat saat melaut. Sekarang, Kupi Khop sudah jadi ikon budaya dan bisa kamu temukan di warung-warung kopi khas Meulaboh.
3. Gulai Jruek Drien
Dari Aceh Selatan, ada gulai unik berbahan dasar asam durian alias jruek drien. Durian difermentasi lalu dimasak jadi gulai bareng sayuran seperti kacang panjang dan terong hijau. Rasanya? Asam, gurih, dan aromanya khas banget—nggak semua orang berani coba, tapi yang suka, pasti ketagihan.
Makanan ini termasuk langka, jadi kalau nemu di warung atau rumah makan, jangan pikir dua kali!
4. Mi Kocok Abdya
Pagi-pagi di Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya, warganya punya satu menu andalan: Mi Kocok. Tapi ini bukan mi kocok ala Bandung—yang ini khas Abdya. Proses pembuatan mi kocok yang asli dari Abdya memiliki cara tersendiri.
Mie yang terbuat dari tepung beras ini dimasak dengan teknik yang memerlukan ketelatenan. Setelah direbus dalam air mendidih, mi dimasukkan ke dalam wadah logam besar yang disebut “gayung”, kemudian dikocok-kocok selama beberapa detik hingga mencapai tekstur yang pas.
Setelah itu, mi siap disajikan dengan berbagai tambahan yang memperkaya rasa. Ada dua jenis mie yang digunakan: mi kuning dan mi tiaw. Umumnya, keduanya dicampur untuk mendapatkan rasa yang lebih seimbang
Yang menarik, ada dua jenis mi yang bisa dicampur: mi kuning dan mi tiaw. Biasanya juga ditambah perkedel dan telur rebus biar makin mantap.
Harganya pun ramah di kantong, mulai dari Rp10.000-an. Bahkan bisa dipesan dalam versi kemasan kalau mau dibawa pulang.
Penasaran dengan rasa kuliner di sana, yuk berwisata ke wilayah barat selatan, Aceh. (ASG).