Ziarah Sejarah ke Makam Ulama Pewaris Wakaf Baitul Asyi

DI ANTARA deretan destinasi wisata religi yang bermakna di Aceh, makam Habib Abdurrahman bin Alwi Alhabsyi—atau dikenal Habib Bugak menjadi salah satu tempat sarat nilai spiritual dan sejarah. Terletak di Desa Pante Peusangan, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, makam ini menjadi tujuan ziarah yang ramai dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun peziarah dari luar daerah.

Habib Bugak bukanlah tokoh biasa. Ia dikenal sebagai ulama besar yang pernah menetap dan berdakwah di Aceh pada masa pemerintahan Sultan Ala’addin Mahmud Syah sekitar tahun 1760 M.

Selain dikenal sebagai pendakwah, ia juga dipercaya memegang peran penting sebagai Teungku Chiek, Qadhi-Khatib, dan wakil Sultan untuk wilayah utara Kerajaan Aceh. Akses menuju makam cukup mudah. Dari Jalan Banda Aceh-Medan, pengunjung bisa melalui Simpang Empat Matang Geulumpang Dua dan melanjutkan perjalanan sekitar 9 kilometer.

Jalanan yang beraspal mulus membuat perjalanan menuju Desa Pante Peusangan terasa nyaman. Setiba di lokasi, suasana tenang dan khusyuk menyambut para peziarah yang datang untuk memanjatkan doa.

Keistimewaan Habib Bugak tak hanya terlihat dari kiprahnya selama di Aceh, tapi juga dari warisan amalnya yang hingga kini masih dirasakan manfaatnya. Setelah kembali ke Mekkah sekitar tahun 1880 M, beliau mewakafkan sebidang tanah di sekitar Masjidil Haram khusus untuk masyarakat Aceh yang menunaikan ibadah haji.

Wakaf ini dikenal dengan nama Baitul Asyi, yang hingga kini masih dikelola dan setiap tahunnya memberikan santunan kepada jamaah haji asal Aceh. Tradisi ini sudah berjalan sejak tahun 1809 M dan menjadi salah satu bukti nyata kebaikan yang abadi.

Uniknya, dalam ikrar wakafnya, beliau tidak mencantumkan nama asli, melainkan menggunakan nama “Bugak” sebagai identitas, merujuk pada kampung halamannya di Aceh. Pilihan ini mencerminkan kerendahan hati dan ketulusan seorang ulama besar yang lebih memilih dikenang karena tempat asalnya ketimbang nama pribadinya.

Bagi para pencinta sejarah dan peziarah, makam Habib Bugak bukan hanya sekadar tempat peristirahatan terakhir seorang tokoh besar. Ia adalah simbol dari amal jariyah, keikhlasan, dan hubungan erat antara Aceh dan Tanah Suci. Ziarah ke makam ini memberikan kesempatan untuk merenungi nilai-nilai luhur yang diwariskan, sekaligus mengenang jasa seseorang yang hidupnya didedikasikan untuk umat.

Jika Anda sedang berada di Kabupaten Bireuen atau melintasi jalur Banda Aceh-Medan, sempatkanlah singgah. Di sana, selain mendapatkan pengalaman spiritual, Anda juga akan membawa pulang inspirasi dari sosok yang telah menanamkan nilai-nilai kebaikan yang tak lekang oleh zaman. (ASG)

Kategori :

Destinasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *