Masam Jing dan Asam Keueng, 2 Kuliner Aceh dengan Rasa Asam Pedas

BICARA soal kuliner Aceh, lidah kita seakan diajak menjelajah ragam rasa yang unik: pedas, gurih, rempah, hingga asam segar yang menggugah selera. Dari wilayah pesisir hingga dataran tinggi Gayo, setiap daerah punya ciri khas rasa asam yang berbeda.

Dua di antaranya yang paling menonjol adalah Masam Jing khas Gayo dan Asam Keueng dari pesisir Aceh. Keduanya sama-sama mengandalkan rasa asam yang kuat, tapi punya karakter dan bahan utama yang berbeda.

Masam Jing hadir dengan sentuhan khas pegunungan, sementara Asam Keueng mencerminkan cita rasa Aceh pesisir yang kaya rempah. Mari kenali lebih dekat dua sajian yang bikin banyak orang rindu rumah ini.

Masam Jing
Dari dataran tinggi Gayo di Aceh Tengah dan Bener Meriah, Masam Jing menjadi menu harian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakatnya. Hidangan ini biasanya berbahan dasar ikan air tawar seperti ikan depik, ikan bandeng, atau ikan mujair yang dimasak dengan bumbu sederhana namun khas.

Nama Masam Jing sendiri berarti “asam pedas”. Bumbu utamanya terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabe rawit, serai, dan daun kemangi, serta asam sunti (belimbing wuluh yang dikeringkan) sebagai pemberi rasa utama.

Kuahnya ringan, tidak sepekat gulai, dan menyuguhkan sensasi segar yang pas disantap saat cuaca dingin khas pegunungan Gayo. Biasanya, masakan ini disajikan bersama nasi putih hangat.

Asam Keueng
Berbeda dengan Masam Jing yang cenderung ringan, Asam Keueng tampil lebih berani dengan kuah kental dan rempah yang menonjol. “Keueng” dalam bahasa Aceh berarti pedas.

Biasanya, Asam Keueng dimasak menggunakan ikan laut seperti ikan tongkol, kakap, atau kerapu. Proses memasaknya menggunakan banyak rempah seperti kunyit, serai, daun jeruk, lengkuas, cabai merah, dan tentu saja belimbing wuluh segar atau asam sunti.

Rasa gurih dan pedas yang tajam menjadikan Asam Keueng cocok disantap di siang hari bersama nasi panas. Aroma daun jeruk dan serai yang menyeruak dari kuahnya membuat siapa pun langsung tergoda untuk mencicipinya.

Sajian ini kerap hadir di meja makan keluarga hingga rumah makan yang tersebar di berbagai kota.

Meskipun berasal dari dua wilayah berbeda, baik Masam Jing maupun Asam Keueng sama-sama menggambarkan kekayaan kuliner Aceh yang berakar dari alam dan tradisi.

Masam Jing menonjolkan kesegaran alami bahan-bahan pegunungan, sementara Asam Keueng mencerminkan kekayaan laut dan rempah khas pantai utara Aceh. Dua-duanya menggunakan rasa asam sebagai pusat kelezatan, tapi dengan karakter dan kehangatan tersendiri.

Di tengah gempuran makanan modern, Masam Jing dan Asam Keueng tetap bertahan sebagai warisan kuliner yang dijaga turun-temurun. Banyak warung makan di Takengon, Bener Meriah, hingga Banda Aceh yang masih menyajikan dua menu ini dengan resep asli keluarga.

Tak jarang, wisatawan yang datang ke Aceh pun sengaja mencari menu ini untuk merasakan cita rasa autentik daerah. Apalagi, rasa asam yang menyegarkan dipercaya bisa menyeimbangkan tubuh dan cocok untuk iklim tropis Indonesia.

Jadi, saat berkunjung ke Aceh, jangan lupa cicipi dua kuliner legendaris ini.

Kategori :

Kuliner

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *