Mesjid Madinah di Aceh

Di Aceh para wisatawan sangat mudah menjumpai surau atau mesjid, dan Aceh pun terkenal dengan kultul Islam yang sangat kental. Di Kabupaten Pidie Jaya terdapat sebuah mesjid tua, namanya Mesjid Madinah. Mesjid ini terletak di Gampong Dayah Kruet, Kemukiman Kuta Baroh, Kecamatan Meurah Dua, dan menjadi lokasi wisata religi di Aceh.

Mesjid Madinah dibangun oleh Teungku Jalaluddin Al-Faqih pada tahun 1623 Masehi. Ia  adalah penasehat militer Sultan Iskandar Muda saat Kerajaan Aceh Darussalam  menyerang Portugis di Semenanjung Malaka pada tahun 1620 silam. Ia pun pendiri pusat pendidikan militer kerajaan di Raweu.

Ia berasal dari Khoja Faqih, Turki. Ketika ia bersama dengan Teungku Di Pucok Krueng dan Malim Dagang sampai ke Negeri Meureudu, orang-orang memanggilnya dengan nama singkat, kemudian menyertai dengan nama daerah asalnya. Jalaluddin dipanggil dengan nama singkat “Ja”, sedangkan Faqih orang Aceh menyebutnya “Pakeh”, lama-kelamaan orang Negeri Meureudu menyebut namanya: Teungku Japakeh.

Mesjid Madinah dibangun ketika Teungku Japakeh kembali perang menyerang Portugis di Semenanjung Malaka. Sebelumnya tentara-tentara Kerajaan Aceh yang ikut berperang telah dilatih oleh para mualim dikirim dari Turki oleh Khalifah Usmaniyah ke pusat pendidikan militer Kerajaan Aceh.

Mesjid ini masih menjaga keasliannya, Menurut cerita, arsitek mesjid ini adalah seorang muslim dari Tiongkok yang bernama Husein Cina. Di dalam mesjid pun masih ada sebuah mimbar tua. Mimbar tersebut dibuat di Madinah Al Munawarah, Arab Saudi. Teungku Japakeh membawa pulang mimbar itu ke Negeri Meureudu ketika ia kembali dari menunaikan ibadah haji. Ukiran kaligrafi di mimbar ini pun masih terlihat dengan jelas.

Di pintu utama masuk ke dalam mesjid, ada sebuah guci Siam yang telah berusia ratusan tahun. Guci tua itu pun Teungku Japakeh bawa pulang dari Arab Saudi setelah menunaikan ibadah haji.

Selain dua benda  kuno tersebut, ada juga peninggalan dua buah batu yang sudah ada keberadaannya semenjak awal dibangun mesjid oleh Teungku Japakeh. Batu tersebut digunakan untuk membasuh kaki para jamaah yang akan melaksanakan shalat.

Batu tersebut juga dinamakan sebagai batei sumpah (batu sumpah), karena pada masa itu Teungku Japakeh meminta kepada seseorang untuk bersuci terlebih dahulu dengan batu tersebut ketika akan disumpah tentang suatu pekara dalam masyarakat.

 

Ada juga mimbar dalam Mesjid Madinah yang  merupakan mimbar yang dibuat di Madinah Al Munawarah, Arab Saudi. Mimbar itu dibawa pulang oleh Tgk Japakeh ketika beliau kembali dari naik haji ke Arab Saudi. Walaupun sudah lapuk akibat usianya sudah sangat tua, pada mimbar yang terbuat dari kayu ini masih terlihat jelas ukiran kaligrafi.

Jika anda tertarik berwisata religi ke mesjid yang penuh sejarah ini, anda yang akan berangkat dari timur Banda Aceh harus menempuh jarak sekitar 158 km untuk sampai ke lokasi Mesjid Madinah di Aceh, dengan menumpangi angkutan umum. Harga tiket perjalanan dari Banda Aceh ke Pidie Jaya sekitar Rp. 50.000 –  Rp. 80.000 menurut jenis angkutan umum.

Mesjid Madinah tidak jauh dari pusat Kota Meureudu, Pidie Jaya, jarak tempuhnya lebih kurang 2 km. Di sana para wisatawan bisa menggunakan jasa ojek dengan harga Rp. 5.000 – Rp 10.000 untuk menuju lokasi dari penginapan anda nantinya.

 

Foto: dari berbagai sumber, kredit foto pada pemiliknya.

Kategori :

Pidie Jaya, Sejarah & Heritage, Situs Sejarah & Tsunami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *