Mudik ke Aceh? Liburan ke 10 Destinasi Wisata Ini yuk!

Bagikan

Mudik ke Aceh? Liburan ke 10 Destinasi Wisata Ini yuk!

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

ANDA mudik lebaran ke Aceh? Atau memanfaatkan liburan hari raya Idulfitri 1443 Hijriah ke provinsi paling barat Indonesia itu? Sebaiknya, jangan lewatkan 10 destinasi ini!

Tidak ada salahnya menyempatkan diri untuk menjelajahi destinasi wisata di Aceh. Pasalnya, Anda akan disuguhi mulai dari pantai, bangunan bersejarah, tempat kuliner, hingga masjid yang sangat fenomenal.

Tak hanya pantai, Aceh juga memiliki tempat wisata bernuansa hijau seperti pegunungan, danau, hingga suaka margasatwa yang tak kalah memanjakan mata.

Di setiap kota dan kabupaten selalu ada tempat menarik untuk dikunjungi, dan tempat-tempat wisata di Kota Serambi Mekkah ini juga cocok untuk healing.

Berhubung sebentar lagi lebaran di depan mata, yuk intip 10 tempat wisata di Aceh yang mungkin bisa masuk list liburanmu saat mudik!

1. Monumen Kilometer Nol Indonesia, Sabang

Monumen Nol Kilometer Indonesia, Sabang, Provinsi Aceh.

Jika mengunjungi Kota Sabang, jangan sampai melewatkan untuk berkunjung ke Monumen Kilometer Nol Indonesia yang berada di Desa Iboih, Kota Sabang, Aceh.

Seperti namanya, monumen ini berada di titik kilometer 0 Indonesia yang dimulai dari ujung utara Pulau Weh. Pulau Weh sendiri merupakan wilayah paling barat yang ada di Aceh, sekaligus Indonesia.

Bangunan tersebut merupakan penanda geografis yang unik di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan perannya sebagai simbol perekat nusantara dari Sabang di Aceh, sampai Merauke di Papua.

Tugu ini bukan saja menjadi penanda ujung terjauh bagian barat di Tanah Air, tetapi juga menjadi objek wisata sejarah bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Dibutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan dari Kota Sabang untuk sampai ke monumen ini. Selama perjalanan, Anda akan mendapatkan pemandangan keindahan alam dari pulau ini.

Pemandangan menarik berupa hutan perbukitan yang hijau, serta pantai-pantai dan pulau-pulau eksotis akan membuat Anda takjub dengan keindahannya.

2. Pantai Iboih, Sabang

Foto udara dermaga di Pantai Iboih, Kota Sabang, Provinsi Aceh. (Foto: Acehtourism.travel)

Pantai Iboih merupakan salah satu destinasi wisata bahari populer dan tempat wisata utama di Sabang. Pantai ini terletak di bagian barat Pulau Sabang, atau sekitar 20 kilometer dari pusat kota, atau 40 menit dari Pelabuhan Balohan, Sabang.

Pantai Iboih menghadap ke Pulau Rubiah yang terkenal dengan taman lautnya. Memiliki luas sekitar 2.600 hektare, di sekitar Pulau Rubiah ini penuh dengan biota laut dan spesies langka.

Selain itu, Pantai Iboih terdapat banyak sekali bungalow. Tempat penginapannya di lereng bukit dan langsung menghadap ke pantai loh. Fasilitas penunjang wisata pun mudah ditemukan di sana, seperti restoran, pusat oleh-oleh, operator selam scuba dan snorkeling.

3. Museum Tsunami, Banda Aceh

Museum Tsunami Aceh, Kota Banda Aceh.

Museum Tsunami Aceh berlokasi di Jalan Sultan Iskandar Muda, Desa Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Posisinya sangat dekat dengan Masjid Raya Baiturrahman, sekitar 11 menit dengan berjalan kaki atau semenit naik kendaraan.

Museum tersebut dirancang sebagai monumen simbolis untuk pengingat bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada tahun 2004 silam. Museum Tsunami saat ini digunakan sebagai pusat pendidikan dan sebagai tempat perlindungan darurat andai tsunami terjadi lagi.

Fasilitas di Museum Tsunami rancangan Ridwan Kamil ini juga sudah cukup lengkap. Toilet, ruang parkir, musala, toko suvenir, ruang geologi, pusat kuliner, hingga perpustakaan, semuanya tersedia di sini.

Di hari libur panjang Idulfitri tahun ini, Museum Tsunami sejak 29 April ditutup dulu ya. Pengelola museum akan membukanya di hari raya ketiga. Let’s go!

4. Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh

Masjid Raya Baiturrahman, Kota Banda Aceh.

Masjid Raya Baiturrahman merupakan ikon Kota Banda Aceh. Bangunannya punya sejarah panjang hingga 4 abad silam. Infrastrukturnya bergaya arsitektur yang berkembang di Kekaisaran Mughal, India, pada abad ke-16.

Kini, masjid yang juga landmark ibu kota Provinsi Aceh ini memiliki fasilitas lengkap yang menunjang kenyamanan beribadah.

Masjid Raya Baiturrahman berada di Jalan Mohd Jam, Kampung Baru, Kecamatan Baiturrahman. Jika Anda tak memiliki kendaraan, ada beberapa alternatif yang bisa digunakan untuk ke masjid kebangaan rakyat Aceh ini.

Pertama, Anda bisa menggunakan transportasi massal Trans Kutaraja. Semua jalur koridor Trans Kutaraja akan singgah pada halte, tepat di samping Masjid Raya Baiturrahman. Menggunakan jasa Trans Kutaraja tidak dikenakan biaya, alias gratis.

Kedua, Anda bisa menggunakan jasa transportasi online melalui aplikasi Go-Jek atau Grab. Terakhir, gunakan transportasi lokal seperti becak atau taksi.

Masjid Raya Baiturrahman banyak mengalami perubahan, utamanya penataan lanskap dan penambahan fasilitas penunjang. Tersedia parkir bawah tanah dan 12 unit payung raksasa berpenggerak elektrik di sisi utara dan selatan halaman masjid.

Dengan penambahan payung-payung itu, menambah daya tarik dan memberikan kesan mewah Masjid Raya Baiturrahman. Anda bakal merasakan sensasi seperti berada di Madinah.

5. Pantai Lampuuk, Aceh Besar

Pantai Lampuuk, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar. (Foto: Kemenparekraf RI)

Pantai Lampuuk berada Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar. Pantai ini merupakan salah satu primadona wisata alam di Tanah Rencong.

Pantainya langsung menghadap ke Samudera Hindia. Lokasinya hanya berjarak sekitar 20 kilometer dari Banda Aceh. Ya, pantai ini sangat mudah dijangkau dari arah pusat kota.

Pantai Lampuuk dikenal dengan pasir putihnya yang bersih dan lembut. Air laut tampak jernih dan berwarna biru kehijauan.

Ombak kelihatan cukup besar, namun bersahabat bagi para peselancar. Pantai ini memiliki garis pantai dengan panjang sekitar 5 kilometer dan membentuk sebuah teluk kecil.

Sejauh mata memandang, Anda bisa menyaksikan deretan pegunungan nan hijau. Walaupun datang di siang hari, terik tidaklah terlalu menyengat kulit. Suasananya terasa sejuk dan tenang. Anda bisa menikmati keindahan matahari tenggelam pada sore hari di pantai ini.

Wah, begitu indahnya alam di sekitar Pantai Lampuuk. Tak salah bila warga sekitar dan wisatawan menjuluki pantai ini dengan ‘Kuta’ nya Aceh.

6. Danau Lut Tawar, Aceh Tengah

Danau Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. (Foto: Disbudpar Aceh)

Salah satu tempat wisata di Kabupaten Aceh Tengah yang menarik adalah Danau Lut Tawar, yang berada di dataran tinggi Gayo, Kota Takengon. Bagi suku Gayo tempat ini juga sering disebut sebagai Laut Tawar.

Danau ini disebut laut karena luasnya yang lebih dari 5 ribu hektare, tepatnya 5,472 hektar dan panjang 17 kilometer. Karena sangat luas itu, sampai danau ini disebut laut dan rasanya tawar, karena memang ini adalah adalah sebuah danau. Makanya danau ini disebut sebagai Laut Tawar.

Tempat ini memang sangat cocok untuk refreshing, memandangi pemandangan danau yang luas dan dihiasi dengan gunung-gunung di sekitarnya karena ini termasuk dataran tinggi, maka banyak petani lokal yang memanfaatkannya untuk menanam kopi.

Kawasan ini memiliki 3 dermaga, yakni dermaga Toweren Village, Mendale Village, dan Loyang Coro Cave. Untuk bisa menjelajahi danau ini kamu bisa sewa speed boat di dermaga yang ada.

7. Galeri Kopi Indonesia, Aceh Tengah

Galeri Kopi Indonesia. (Foto: Otten Coffee)

Dataran tinggi Gayo merupakan salah satu daerah di Indonesia yang terkenal dengan hasil kopinya, khususnya untuk kopi arabika. Tak heran, jika kita berkunjung ke wilayah tengah Provinsi Aceh ini akan melihat berbagai aktivitas warga dalam mengelola biji kopi yang berada di sisi jalan.

Bahkan, mata kita akan dimanjakan dengan hamparan ladang kopi ketika melintas kawasan tersebut.

Ngomong-ngomong tentang biji dan ladang kopi, di Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, terdapat sebuah warung kopi atau kafe yang didirikan langsung di kebun kopinya. Kafe itu bernama Galeri Kopi Indonesia.

Berkonsep agrowisata dan memiliki tagline ‘Ngopi Langsung di Kebun Kopi’, kafe ini terletak di kawasan Kayu Kul, Kecamatan Pegasing.

Tempat yang mereka sediakan pun begitu apik, karena nuansa alam begitu nampak di seluruh sisi. Penasaran seperti apa pohon kopi dan budi daya pun akan terjawab saat ada di tempat ini.

Untuk menambah kesan romantis dan syahdu pun diputar musik pilihan. Pokoknya bikin betah duduk lebih lama deh.

8. Pulau Banyak, Aceh Singkil

Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. (Foto: kepulauanbanyak.com)

Jika di Indonesia bagian timur ada Raja Ampat. Maka, di Indonesia barat terdapat Pulau Banyak. Gugusan pulau di Kabupaten Aceh Singkil ini keindahan alamnya bak surga dunia.

Pulau Banyak bagaikan perawan, karena keindahan alamnya yang masih alami dengan pantai berpasir putih bersih, laut jernih, dan langit biru.

Bagi orang-orang yang bosan dengan hiruk pikuk kota dan segala kebisingannya, maka boleh menjadikannya sebagai destinasi untuk berlibur. Hampir di semua pulau-pulau kecilnya memiliki pantai-pantai yang indah dan sepi.

Pulau Banyak merupakan sebuah kepulauan yang terdiri dari 63 pulau besar dan kecil yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatra. Wilayah ini berpenghuni 6.000 jiwa dengan pekerjaan mayoritas nelayan.

Salah satu aktivitas yang wajib dilakukan saat mengunjungi Pulau Banyak adalah snorkeling maupun diving. Pengunjung dapat melihat terumbu karang dan ikan-ikan kecil di bawah laut. Bahkan, semakin dalam menyelam akan terlihat keindahan alam bawah laut yang sangat indah.

Kemudian, lambaian daun-daun kelapa yang rindang semakin memperindah suasana tamasya dengan pemandangan alam pantai tropis.

Untuk mengakomodasi para wisatawan, di kawasan ini sudah ada beberapa penginapan epik yang menawarkan fasilitas lengkap dengan tarif relatif terjangkau.

9. Suaka Margasatwa Rawa Singkil

Suaka Margasatwa Rawa Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. (Foto: Twitter @wisataaceh)

Tidak hanya memiliki pesona laut dengan banyaknya pulau-pulau kecil nan cantik, Kabupaten Aceh Singkil juga terdapat bentangan rawa yang dihuni satwa dan tumbuhan langka endemik Pulau Sumatra.

Kawasan tersebut adalah Suaka Margasatwa Aceh Singkil. Kawasan ini merupakan hutan rawa gambut di wilayah Aceh yang menjadi bagian Kawasan Ekosistem Leuser.

Berbagai jenis hewan seperti, buaya muara dan beragam jenis burung termasuk rangkong serta primata endemik ekosistem Leuser seperti orangutan Sumatera (Pongo abelii) dan monyet kedih (Presbytis thomasi) menjadi satwa penghuni area rawa yang merupakan kawasan suaka margasatwa dengan luas sekitar 82 ribu hektar ini.

Selain itu, Rawa Singkil juga menjadi surga bagi tanaman anggrek pensil (vanda hookeriana), di mana tanaman yang memiliki bunga berwarna ungu ini tumbuh subur menghiasi permukaan rawa.

Sebagai objek wisata, Rawa Singkil memberi pesona dan pengalaman baru yang jarang ditemui wisatawan. Berinteraksi dengan alam menyusui perairan sambil menikmati pemandangan hutan gambut yang ditumbuhi berbagai jenis bunga dan tanaman air lainya, serta menyaksikan kemunculan satwa liar adalah atraksi menarik yang dapat dinikmati para pengunjung.

Selain itu, hal yang paling ditunggu wisatawan adalah kemunculan orangutan yang kerap menampakkan diri ketika mencari makan atau sekedar bermain di ranting-ranting pohon.

Dibutuhkan waktu sekitar dua jam dari Kota Singkil untuk sampai ke lokasi ini menggunakan alat transportasi air berupa perahu mesin dengan menyusuri sungai alas Singkil.

Untuk menikmati kegiatan berwisata di Rawa Singkil, Anda dapat menyewa perahu masyarakat sekitar dengan daya tampung tiga hingga delapan orang, tergantung besar dan kecilnya perahu. Anda hanya perlu membayar antara Rp 300.000 sampai Rp 400.000 untuk perjalanan pulang pergi menyusuri Rawa Singkil.

Biasanya, pemandu wisata atau pengemudi perahu akan merekomendasikan untuk berangkat di pagi hari sekitar pukul 6.30 WIB dan pulang kembali pada pukul 15.00 WIB. Hal ini dikarenakan di waktu itu orangutan terbiasa muncul untuk mencari makan.

Untuk tetap menjaga lingkungan selama perjalanan, disarankan untuk membawa perlengkapan pribadi yang ramah lingkungan, seperti peralatan makan dan minum yang dapat digunakan kembali, jadi tidak menimbulkan sampah.

Jika ada perlatan yang menimbulkan sampah, harap tidak membuangnya langsung di lokasi rawa, tetapi membungkusnya dan dibawa pulang kembali. Dengan menerapkan perilaku demikian, kita juga akan turut berkontribusi atas kelestarian alam di kawasan Rawa Singkil.

10. Hutan Mangrove, Langsa

Wisata Hutan Mangrove Langsa dan Tower Mangrove yang terlihat dari atas. (Foto: Acehtourism.travel)

Kota Langsa berada kurang lebih 400 kilometer dari Kota Banda Aceh. Jika berkunjung ke Langsa, Anda harus mampir ke spot wisata ini, kawasan ekowisata Hutan Mangrove.

Hutan Mangrove Langsa memiliki luas sekitar 8.000 hektare dan merupakan salah satu hutan mangrove terbesar di Asia Tenggara. Setidaknya, ada sekitar 38 jenis macam mangrove hidup di lokasi tersebut.

Di sana, Anda akan disuguhkan pemandangan hijau pohon mangrove yang berjejer rapi. Semilir angin pantai ditambah kicauan burung bakal Anda temukan di objek wisata ini.

Oh ya, lokasi ekowisata ini tak jauh dari pusat kota Langsa. Hanya berjarak sekitar lima kilometer saja.

Hutan Mangrove Langsa kerap menjadi pilihan wisatawan lokal, bahkan mancanegara. Sangat menawan, sehingga membuat siapa saja betah berlama-lama di sana dan memiliki segudang daya tarik.

Selain bisa dimanfaatkan sebagai wahana liburan bersama keluarga, Hutan Mangrove Langsa ini juga dapat dijadikan objek edukasi.

Di Hutan Mangrove Langsa ini, sekarang telah berdiri bangunan megah. Bangunan tersebut diberi nama Tower Mangrove Forest Park Langsa. Kehadiran tower ini disebut-sebut menjadi ikon pariwisata baru di Indonesia.

Dari atas menara ini, Anda dapat melihat pemandangan nan menakjubkan. Luasnya lahan hutan mangrove, sekaligus pemandangan Selat Malaka dipastikan bakal bikin Anda terpesona. []

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Bagikan