Pliek U, Hidangan Autentik Aceh dari Ampas Kelapa

Bagikan

Pliek U, Hidangan Autentik Aceh dari Ampas Kelapa

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Belum nikmat rasanya mengenal aceh sebelum merasakan Pliek U. panganan satu ini merupakan salah satu makanan tradisional yang sudah mendarah daging di Masyarakat Aceh. Dulunya kuah pliek u ini adalah makanan khas raja-raja Aceh jaman dulu saat menjamu para saudagar ataupun tamu raja. Kuah pliek u ini menjadi sajian menu favorit walaupun banyak dari para tamu tersebut yang tidak menyukai jenis ini karena aroma dan rasanya yang sangat kuat dan aneh.

Bukan hal mudah untuk meracik kuah pliek u ini. Butuh kesabaran yangsangat tinggi karena bahan yang digunakan sangat beraneka ragam, mulai dari cabai hingga jenis tanaman yang susah di jumpai.seperti buah nangka muda, papaya muda, daun melinjo, kacang panjang, kacang tanah, buah melinjo dan pliek u sebagai bumbu utamanya.

Pliek u itu sendiri adalah bumbu yang terbuat dari kelapa parut yang telah di fermentasi selama 3 hari lalu dijemur di terik matahari berhari-hari hingga kering. Karena sudah berhari-hari disengat matahari, bahan pliek u ini dapat bertahan cukup lama. Terkadang pliek u ini juga sedap bila dimakan sebagai bumbu rujak buah salak dan jambu batu.

Makanan kuah pliek u sekilas hampir mirip dengan gulai hanya saja isinya berupa sayuran dan kuahnya terbuat dari bahan khusus. Terkadang didalam kuah piek u ini ditambahkan beberapa ekor udang ataupun keong air tawar yang sering dijumpai di pinggiran sungai atau lebih dikenal dengan nama “Cu”.  Nama “Cu” sendiri berasal dari kata “Tincu” dalam bahasa Aceh yang artinya “runcing” maka disingkat menjadi “Cu” maksudnya bahwa cu itu bentuknya runcing dan berwarna hitam pekat.

Kuah pliek u memiliki nilai filosofi yang tinggi. Hal ini terlihat dari bahan dan proses pembuatannya yang rumit. Umumnya saat pembuatan kuah pliek u dilakukan ketika keluarga berkumpul seluruhnya. Selain itu kuah pliek u tidak pernah dibuat dalam jumlah sedikit namun selalu dalam jumlah yang besar sehingga memungkinkan untuk dibagikan kepada para tetangga ataupun kerabat. Nilai filosofi tersebutlah yang menjadi pengikat persaudaraan antara rakyat Aceh.

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Bagikan