Tradisi Kuliner Aceh yang Melegenda dan Kisah di Baliknya

Bagikan

Tradisi Kuliner Aceh yang Melegenda dan Kisah di Baliknya

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Dengan cita rasa khas dan penggunaan kaya rempah-rempah, wisata kuliner Aceh memang selalu menjadi topik menarik untuk dibicarakan. Ada sejarah juga yang bisa dijadikan wawasan tambahan Anda. Simak selengkapnya di sini!

Keunikan Wisata Kuliner Aceh

Layaknya daerah-daerah lain di Indonesia, masakan-masakan khas Aceh memakai gabungan rempah seperti adas, kapulaga, kayu manis, cengkih, jintan, ketumbar, kada, dan jahe. Anda dapat menemukan banyak masakan Aceh diolah dengan bumbu kari. Daging juga merupakan komoditi penting. Daging yang sering dipakai adalah seperti daging ayam, ikan, domba, udang, sapi, atau kerbau.

Beberapa pilihan wisata kuliner Aceh yang tidak boleh dilewatkan adalah Meuseukat (sejenis dodol tapi bermotif), Kuwah pliek u (sejenis gulai), Kari Kambing, Gulai Bebek, dan Timphan (sejenis lepat). Ada juga Kerupuk Meuling (emping melinjo), Boh drien ngon bu leukat (ketan durian), dan serta bolu manis asal desa Peukan Bada.

Mungkin Anda tahu Sop Sumsum, salah satu masakan khas asal Kota Langsa di Aceh. Sop tulang daging sapi dengan sumsum ini telah menyebar ke kota-kota besar lainnya di Indonesia. Tulang daging sapi yang digunakan di sini telah dipotong-potong agar pelanggan dapat menyantap sumsumnya langsung atau dengan bantuan.

Bicara soal kuliner khas Aceh, tentu saja kita tidak bisa menyampingkan Mie Aceh. Masakan satu ini adalah mie kuning basah yang memanfaatkan racikan rempah-rempah kompleks dan bumbu khas nan pedas.

 

Yang Mempengaruhi Makanan Khas Aceh

Semua makanan di atas setidaknya memiliki sisi sejarah yang mempengaruhi cita rasa unik masing-masing.

Mie Aceh, misalnya. Santapan lezat satu ini memiliki pengaruh bangsa asing yang datang ke wilayah Aceh. Mie basahnya adalah pengaruh Tiongkok, sementara kuah atau bumbu kari beserta cita rasa pedasnya datang dari pengaruh India. Daging sapi dan kambing dipercayai adalah dari pengaruh kebiasaan makan orang Arab, yang mana juga berperan dalam membawa ajaran Islam ke Aceh.

Saat zaman kerajaan Hindu-Buddha, Aceh mengalami masa berkembangnya agama Buddha dan Hindu dari India. Masuknya Islam sendiri tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, satu hal yang pasti: wisata kuliner Aceh yang kita ketahui sekarang, mayoritas dipengaruhi oleh budaya India dan Arab. Sangat menarik, bukan?

Bagi Anda yang suka makanan Aceh atau hendak berlibur ke Aceh nantinya, kami sangat merekomendasikan menikmati santapan-santapan khas Aceh. Selain lezat dan mengenyangkan, masakan Aceh tentunya memiliki kisah menarik yang membawanya sampai sekarang. Tentunya pengalaman menyantap Anda tidak akan sekadar menyantap saja. Anda dan keluarga juga jadi bisa menambah wawasan menarik mengenai kuliner Aceh, bukan begitu?

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Bagikan