Budaya Eh Luho di Sabang: Keunikan yang Menarik Wisatawan

Bagikan

Budaya Eh Luho di Sabang: Keunikan yang Menarik Wisatawan

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

SABANG, sebuah kota di Pulau Weh, memiliki keunikan yang menarik perhatian para wisatawan. Salah satu hal yang membuat kota ini berbeda adalah pola buka-tutup pertokoan di pusat kota. Pada siang hari, mulai pukul 12.00 hingga 16.00 WIB, sebagian besar toko di Sabang tutup, dan hanya warung makan, warung kopi, serta bengkel yang tetap beroperasi.

Tradisi ini telah berlangsung selama puluhan tahun. Dulu, ketika Sabang masih memiliki pelabuhan bebas antara tahun 1965 hingga 1985, aktivitas bongkar muat barang dan perdagangan dilakukan pada malam hari karena kapal-kapal menyeberang ke Banda Aceh pada pagi hari. Akibatnya, warga beraktivitas hingga dini hari dan memilih tidur siang untuk mempersiapkan diri beraktivitas pada malam hari.

Meskipun aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan pada malam hari sudah tidak ada lagi, kebiasaan tidur siang ini tetap menjadi budaya di Sabang, dikenal dengan istilah “eh leuho.” Kebiasaan ini mirip dengan budaya siesta di Barcelona, di mana warga tidur siang untuk beristirahat.

Meskipun pertokoan tutup pada siang hari, tempat-tempat wisata di Sabang tetap terbuka. Para traveler bisa menikmati keindahan alam dan berbagai destinasi wisata menarik yang ada di pulau ini. Sabang terkenal dengan destinasi wisata bahari dan heritage yang sudah dikenal hingga mancanegara, sehingga tidak heran banyak wisatawan asing berkunjung ke sini.

Sekilas Tentang Sabang

Sabang terletak di Pulau Weh, di ujung barat Pulau Sumatra. Kota ini merupakan zona ekonomi bebas dan titik 0 kilometer, bagian paling barat dari wilayah Indonesia. Secara geografis, Sabang berada di antara 95° 13′ 02″ hingga 95° 22′ 36″ BT dan 05° 46′ 28″ hingga 05° 54′ 28″ LU. Wilayah administratif ini berbatasan langsung dengan Malaysia, Thailand, dan India.

Dikelilingi oleh Selat Malaka di utara dan timur, serta Samudera Indonesia di barat dan selatan, Sabang menawarkan panorama alam yang menakjubkan. Penduduk Sabang umumnya bekerja di bidang pertanian dan perikanan, diikuti dengan perdagangan, jasa, angkutan, dan profesi lainnya.

Budaya “eh leuho” memberikan warna tersendiri bagi kehidupan di Sabang, membuatnya menjadi destinasi wisata yang tidak hanya menawarkan keindahan alam tetapi juga keunikan budaya yang menarik untuk dijelajahi. (ASG)

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Bagikan