Bila Anda bertempat tinggal atau sedang mengunjungi Aceh, tidak ada salahnya jika Anda memasukkan wisata edukasi ke dalam waktu senggang. Salah satu tujuan edukasi populer di Aceh adalah Museum Tsunami Aceh yang beralamat di Jl. Sultan Iskandar Muda No. 1, Blang Padang, Banda Aceh.
Tentang Museum Tsunami Aceh
Museum Tsunami Aceh adalah sebuah museum yang dirancang sebagai pengingat simbolis dari bencana tsunami Samudra Hindia di tahun 2004. Lebih dari 180.000 orang di Aceh kehilangan nyawa, dan kerugian ditotalkan mencapai lebih dari 45 triliun Rupiah.
Museum Tsunami Aceh didirikan pada tahun 2009, 5 tahun setelah tragedi tersebut berakhir. Museum ini juga berfungsi sebagai monumen dan pusat pendidikan yang menceritakan tentang tragedi 2004. Museum ini memiliki rekaman bencana tsunami dan akibatnya.
Apa Saja yang Ada di Dalam Museum Tsunami Aceh?
Banyak yang setuju bahwa museum ini menawarkan salah satu pengalaman wisata edukasi yang kuat dan sekaligus mengharukan. Sebagai salah satu atraksi Aceh yang paling terkenal, tidak banyak yang tahu bahwa museum ini dirancang oleh arsitek Indonesia (dan sekarang Gubernur Jawa Barat saat ini), Ridwan Kamil.
Dengan total empat lantai seluas 2.500 meter persegi, Museum Tsunami Aceh memiliki dinding yang melengkung panjang dan dilapisi dengan relief geometris. Pengunjung dapat menemukan hiasan gambar orang-orang yang sedang melakukan tarian Saman, tarian adat asal Aceh.
Jika dilihat dari atas (bird-eye view), atap museum terlihat menyerupai tsunami. Sementara itu, lantai dasarnya diberi model seperti Rumoh Aceh (rumah tradisional Aceh). Anda mungkin lebih familiar dengan nama Rumah Panggung, yang mana memiliki struktur unik. Pakar geologi Teuku Abdullah Sanny menyampaikan bahwa konsep rumah panggung yang demikian dapat menyingkirkan energi gempa. Dengan begitu, gempa tidak akan langsung menghantam lantai bangunan. Orang di dalam pun memiliki waktu untuk melakukan evakuasi diri.
Koleksi yang Bisa Ditemukan di Museum Tsunami Aceh
Anda dapat menemukan exhibit seperti simulasi elektronik gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004. Selain itu, ada juga pameran yang menampilkan cerita-cerita dari para penyintas bencana.
Untuk mengenang para korban, Anda akan melihat banyak foto korban dengan namanya diukir di dinding salah satu ruang internal museum. Ada juga kisah dari masyarakat setempat yang selamat dari bencana tersebut.
Pengunjung akan masuk melalui koridor gelap dan sempit di antara dua dinding air yang tinggi. Pengaturan ini memiliki tujuan untuk membawa pengunjung ke gambaran kebisingan dan kepanikan dari bencana tsunami itu sendiri.
Sejarah kelam memang meninggalkan bekas luka, tetapi sejarah juga adalah sesuatu yang berharga untuk generasi di masa mendatang. Jika Anda memiliki putra-putri yang masih duduk di bangku sekolah, tidak ada salahnya mengajak mereka ke Aceh dan mengunjungi wisata edukasi satu ini.