Gunongan merupakan salah satu tempat wisata yang cukup populer di Banda Aceh. Di tempat ini wisatawan akan melihat pemandangan berupa taman peninggalan Aceh masa lampau.
Gunongan tersebut dinamakan Taman Ghairah atau taman para raja, yang menjadi bagian situs sejarah kebesaran Kerajaan Aceh. Lokasi Gunongan terletak di Jalan Teuku Umar, Kelurahan Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman. Tempat ini pun berada sekitar 100 meter berseberangan dengan komplek makam Kerkhof Peutjoet, dan Museum Tsunami Aceh.
Pada tahun 1637 Masehi di masa Kerajaan Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Tsani, seorang Mufti kerajaan Aceh, Syeikh Nurruddin Ar-Raniry telah menulis dalam kitab Bustanussalatin tentang keindahan taman Gunongan.
Syeikh Nurruddin Ar-Raniry menulis,”Pada zaman bagindalah berbuat suatu bustan, yaitu kebun terlalu indah-indah, kira-kira seribu depa luasnya. Maka ditanami berbagai bunga-bungan dan aneka buah-buahan. Digelar Baginda bustan itu Taman Ghairah.”
Gunongan dalam bahasa Indonesia artinya adalah gunung, sebuah bangunan berupa gunungan yang dipersembahkan Sultan Iskandar Muda kepada permaisurinya Putri Kamaliah atau Putro Phang. Sang permaisuri ini berasal dari Pahang, Malaysia.
Bangunan Gunongan ini berbentuk persegi enam dan bertingkat tiga dengan ketinggian mencapai 9,5 meter. Pada dindinganya ada sebuah pintu masuk berukuran rendah. Dari lorong pintu tersebut ada sebuah tangga menuju tingkat tiga Gunongan.
Lantai lorong yang melingkar menuju puncak Gunongan beralaskan rumput, dinding menyerupai kelopak bungan dengan hiasan bunga di setiap tingkatan puncak. Dari atas puncak dapat mengamati sekeliling taman istana.
Sementara di sisi kiri depan Gunongan terdapat sebuah batu besar berbentuk undakan dan memiliki cekungan di tengahnya. Sekeliling undakan batu menyerupai kelopak bunga dihiasi ukiran. Undakan batu itu dinamakan Penterana ini, dulunya digunakan sebagai tempat penobatan Sultan.
Dikisahkan Gunongan dibangun oleh Sultan Iskandar Muda untuk menghibur hati Putro Phang yang sering kali merindukan kampung halamannya Pahang, Malaysia. Sultan Iskandar Muda membawanya bersama ke Aceh, dan menjadikannya istri ketika Kesultanan Aceh Darussalam menaklukan Kerajaan Pahang pada tahun 1615.
Kerinduan Putro Phang akan kampung halamannya semakin menjadi-jadi, lantas atas rasa cinta Sultan Iskandar Muda kepada permaisurinya itu, Ia memerinthakan sejumlah pekerja untuk membangun sebuah bangunan yang bisa mengobati rasa rindu istrinya ke tanah leluhurnya negeri Pahang. Lantas jadilah sebuah bangunan berbentuk gunung kecil. Bangunan Gunongan itu memberikan gambaran kecil tentang pemandangan alam negeri Pahang yang berbukit-bukit.
Ada sebuah prasasti di kanan Gunongan yang menyebutkan bangunan itu dibangun pada tahun 1607-1636 Masehi. Selain itu, dibagian belakang Gunongan terdapat sebuah bangunan berbentuk persegi yang sebelumnya taman, dan kemudian dijadikan tempat pemakaman Sultan Iskandar Thani, menantu dari Sultan Iskandar Muda.
Foto: https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id