Kapal Apung Lampulo, Bukti Dahsyatnya Tsunami

wisato.id
wisato.id

Bagikan

Kapal Apung Lampulo, Bukti Dahsyatnya Tsunami

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Aceh dipenuhi beragam destinasi wisata yang menarik, mulai dari pantai, gunung, kuliner, hingga situs sejarah lainnya. Namun itu belum cukup membuat anda untuk berhenti mengunjungi Aceh, anda harus berkunjung ke salah satu bagian Kota Banda Aceh yang memberikan cerita dahsyatnya gelombang tsunami Aceh 2004 silam.

Banyak wisatawan akan heran melihat pemandangan yang menyolok, yakni sebuah kapal nelayan ukuran besar terseret ke daratan hingga sejauh 3 kilometer dan terdampar di salah satu atap rumah penduduk.

Orang-orang menyebut sisa dari peninggalan dahsyatnya gelombang laut tersebut sebagai Kapal Apung Lampulo. Meskipun tsunami telah berlalu 15 tahun silam, kapal dan rumah di sana masih mempertahankan keasliannya.

Kapal ini terletak di Desa Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. untuk mencapai lokasi ini bisa menggunakan kendaraan umum dengan membayar uang sebesar Rp16.000 dan menempuh waktu sekitar 10 menit dari pusat kota.

Kapal Apung Lampulo berbahan kontruksi dari kayu tersebut memiliki berat 65 ton, dengan panjang 25 meter, dan memiliki lebar 5,5 meter. Bagian bawah kapal di cat dengan warna hitam, dan badan kapal dicat warna perak. Sementara beberapa dinding kapal sudah kelihatan lapuk.

Saking beratnya kapal yang tersangkut di atap rumah, pemerintah Kota Banda Aceh membangun penyangga berbahan besi untuk menahan kapal supaya tetap berada pada posisinya, sementara di bagian langit-langit kapal sudah dipasang atap.

Bagi pengunjung yang ingin melihat geladak kapal, pemerintah Kota Banda Aceh juga telah mendirikan sebuah bangunan dengan tangga datar setinggi lima meter. Dari atas, pengunjung dapat melihat bagian dalam kapal, dan rumah yang tertimpa kapal besar itu.

Tak jauh dari kapal, ada sebuah plakat yang ditulis dalam tiga bahasa: Aceh, Indonesia, dan Inggris. Plakat ini dirancang oleh tim Bustanussalatin dan bantuan recovery Aceh-Nias Trust Fund Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR).

Pada plakat itu ditulis kalimat: Kapal ini dihempas oleh gelombang tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 hingga tersangkut di rumah ini. Kapal ini menjadi bukti penting betapa dahsyatnya musibah tsunami tersebut. Berkat kapal ini 59 orang terselamatkan pada kejadian itu.

Para pengunjung tidak dipungut biaya masuk ke lokasi objek wisata Kapal Apung Lampulo. Di sana anda akan melihat sebuah kotak amal, dan anda pun bisa memberikan uang seiklasnya. Walaupun tak ada patokan tiket masuk, tetapi lokasi wisata ini terawat dengan baik.

Pemilik rumah yang menjadi tempat kapal ini terdampar di atas atap rumahnya, yang merawat lokasi objek wisata Kapal Apung hingga saat ini. Dia pun bersama keluarganya masih menghuni di situ.

Di lokasi objek wisata ini juga telah dibangun toilet umum yang bisa digunakan gratis oleh para pengunjung. Dan tak perlu khawatir jika anda berpergian dengan kendaraan pribadi, karena di lokasi terdapat lahan parkir yang aman.

Setelah anda puas-puas melihat kapal di atas atap rumah, nanti di sekitar lokasi banyak orang penjual makanan ringan dan souvenir. Setidaknya setelah anda berkunjung ke Kapal Apung Lampulo, ada cendera mata khas objek wisata di sini yang bisa anda bawa pulang untuk untuk keluarga yang belum berkunjung langsung ke tempat ini.

Foto: phinemo.com - daftar.co

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Bagikan