JIKA Anda berencana berkunjung ke Aceh, sempatkanlah singgah ke Kabupaten Bireuen untuk mencicipi salah satu kuliner khas yang melegenda, Sate Matang. Hidangan ini bukan sekadar sate biasa.

Di balik kepulan asap bakarannya, tersembunyi racikan bumbu rempah Aceh yang kaya dan kuah kaldu hangat yang menggoda selera. Sate Matang berasal dari Matang Geulumpang Dua, Bireuen, dan kini telah menjelma menjadi ikon kuliner yang dikenal luas di Aceh hingga ke luar provinsi.

Keistimewaannya terletak pada perpaduan daging empuk yang dibakar sempurna dan kuah kaldu kambing yang harum rempah. Sekali cicip, sulit melupakannya.

Daging kambing menjadi bahan utama dalam pembuatan sate ini. Namun, seiring waktu, banyak penjual yang juga menyajikan varian daging sapi. Potongan daging dimarinasi dalam bumbu khas Aceh—kombinasi ketumbar, jintan, bawang, kemiri, lengkuas, jahe, dan serai—yang menghasilkan aroma dan rasa autentik.

Setelah dibakar, sate disajikan bersama kuah kaldu berempah seperti kapulaga, bunga lawang, cengkih, dan kayu manis, menciptakan sensasi hangat yang pas dinikmati kapan saja.

Sate Matang biasa disantap dengan nasi pandan yang wangi dan sambal pedas berbahan cabai serta bawang merah. Paduan rasa gurih, pedas, dan rempah-rempah menjadikan hidangan ini sangat memikat, tak hanya bagi warga lokal, tetapi juga wisatawan yang berburu pengalaman kuliner khas Aceh.

Salah satu lokasi legendaris untuk menikmati Sate Matang adalah Warung Sate Apaleh di Geurugok, Bireuen. Tempat ini menjadi favorit bagi banyak pengunjung karena cita rasa autentiknya dan pelayanan yang ramah. Tak hanya menyajikan hidangan lezat, usaha kuliner ini juga turut berkontribusi dalam perekonomian lokal, termasuk membuka lapangan kerja dan memberdayakan anak-anak yatim.

Bagi siapa pun yang berkunjung ke Tanah Rencong, mencicipi Sate Matang adalah bagian penting dari perjalanan yang tak boleh dilewatkan. (ASG)